Karakteristik Pejuang Dakwah ada delapan

1. Iman

Iman merupakan aqidah yang tetap menguasai intuisi dan fikrah yang mantap, yang dapat mengendalikan aktivitas dan cita-cita serta mengarahkan perilaku manusia kepada tujuan hidupnya.

Iman kepada Allah merupakan yang paling utama. Ia tersurat secara jelas dalam lafadz “Asyhadu allaa ilaaha illallah, wa asyhadu anna muhammad arrasuulullah.”

Pejuang dakwah yang merefleksikan makna Syahadatain ini dan menyertakannya dalam setiap langkah dan geraknya akan selalu yakin dan percaya akan datangnya kemenangan.

2. I’tisham

Musuh-musuh Allah ada di mana-mana. I’tisham termasuk salah satu sifat yang selalu dijadikan sasaran para musuh-musuh La’natullah ini. Mereka berusaha merusaknya dari jiwa kita. Sebagai kaum Muslimin ada yang jiwanya telah tertipu musuh-musuh tersebut. Padahal, hakikat i’tisham ialah berpegang teguh kepada al-Haq.

Dalam hal ini, Allah berfirman:

“Maka berpegang teguhlah kamu kepada Dien yang telah diwahyukan Allah kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang benar.” (QS Az Zukhruf: 43)

I’tisham juga merupakan kebanggaan terhadap yang haq dan gandrung kepada kebenaran ini melebihi kehormatan dan kedudukan dirinya sendiri.

Ungkapan paling indah untuk menggambarkan kebanggaan ini tercermin dari kata-kata Rasulullah ketika berucap: “Demi Allah, seandainya matahari diletakkan di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku supaya aku meninggalkan dakwah ini, niscaya aku tidak akan meninggalkannya.”

Sebagai Pejuang Dakwah, sudah sepantasnya bila kita memiliki karakter ini. Bangga akan kebenaran. Bangga akan dakwah ilallah.

3. Shidiq

Seorang Pejuang Dakwah adalah manusia yang jujur dan mengiltizami kejujuran dalam segala hal. Perasaan dan nuraninya senantiasa jujur. Ia mampu menangkap makna Haq dan menerapkannya dalam setiap langkah hidupnya. Tidak ada yang dia dustakan. tidak ada yang dia sembunyikan.

Shidiq merupakan pertanda kejernihan hati nurani dan ketinggian cita-cita. Dakwah akan bisa mudah tersampaikan apabila diusung oleh Pejuang yang setia pada kejujuran.

4. Quwwah

Setiap Pejuang, apalagi Pejuang Dakwah hendaknya memiliki sifat ini. Dengan quwwah (kekuatan), dakwahnya dapat terlindungi. Dan bersama kekuatan, ia bergerak di jalan al-Haq dan al-Khair. Dengan kekuatan pula, seorang Pejuang akan dapat mempertahankan diri dari serangan musuh, atau bahkan malah membuat gentar musuh-musuhnya.

Seorang Pejuang Dakwah tidak akan mengenal kata lemah dalam kamus perjuangannya. Setiap cobaan dan ujian justru akan semakin memperkokoh tekad dan membina azzam. Dan inilah Pejuang Dakwah yang sejati.

5. Taddhiyah (pengorbanan)

Pejuang Dakwah menyadari bahwa perjalanan yang ditempuhnya panjang, tujuan yang akan dicapainya jauh, dan banyak rintangan yang harus diatasi. Oleh karenanya, Pejuang Dakwah harus memiliki jiwa besar dan semangat rela berkorban, sehingga mampu menghadapi berbagai rintangan tersebut.

Perjuangan dakwahtidak ditaburi bunga, harta, apalagi kesenangan. Justru jalannya penuh onak duri dan kerikil-kerikil tajam.

Rasulullah SAW telah mengisyaratkan:

“Surga itu diiringi dengan makarih (sesuatu yang tidak disukai) dan neraka itu diiringi dengan syahwat.”

Pejuang Dakwah tidak akan takut mati ketika membela aqidah. Malahan, itulah cita-citanya: mati di jalan jihad. Ia tidak takut pengasingan maupun penjara. Ia tidak takut dihina, dicaci, dimaki.

Ibnu Taimiyah mengatakan:

“Bagiku penjara merupakan saat menyepi, pembuangan merupakan rekreasi, dan kematian adalah syahadah.”

Subhanallah! Indah sekali beliau mengungkapkan. Sudahkah kita sebagai Pejuang Dakwah memiliki pemikiran seperti itu?

Begitu pula Hasan Al-Banna pernah mengatakan:

“Mati itu mempunyai tiga kedudukan, yakni Mautu al-Hayat, Mautu al-Fana, dan Mautu al-Baqa’. Mautu al-Hayat ialah orang yang hidupnya seperti bangkai yang adanya seperti tiada. Ia hidup tanpa pemikiran maupun aqidah. Adapun Mautu al-Fana ialah orang yang matinya seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan. Ia mati tanpa meninggalkan sesuatu yang berarti. Ia musnah dengan kemusnahannya dan hilang dalam ketiadaannya. Sedang yang terakhir adalah Mautu al-Baqa’. Ini kematiannya Pejuang Aqidah. Kematiannya merupakan pembangkit semangat generasi dan jasanya tetap dikenang dalam sejarah. Sesungguhnya ia manusia al-Haq. Karena selama al-Haq masih hidup, maka ia tidak akan mati dan tidak akan punah. Sebab ia adalah da’i ilallah. Dan adalah Allah Maha Kekal.”

6. Sabar dan Tsabat

Sabar adalah menahan diri atas sesuatu yang disukai maupun yang tidak disukai. Ia merupakan kemerdekaan jiwa dari segala macam pengaruh syahwat. Dengan kesabaran, seseorang akan mampu mengatasi segala rintangan dan penderitaan.

Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, dan kuatkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiap siaga.” (QS Ali Imran: 200)

Seorang Pejuang Dakwah haruslah memiliki kesabaran dan ketegaran (tsabat). Kesejatian seorang Mujahid terlihat pada saat terjadinya krisis dna goncangan. Ia tidak merasa lemah maupun sedih. Jiwanya senantiasa tegar dan pantang menyerah. Seorang mukmin sejati juga akan selalu tersenyum, baik dalam senang, susah, menang, maupun kalah atau terjadi goncangan. Oleh karenanya, dakwah yang dibawa bisa meresap ke dalam hati ummat. Ia berdakwah melalui kesabaran. Ia berdakwah melalui senyuman. Ia berdakwah melalui teladan.

Hasan Al-Banna mengatakan:

“Antara kemenangan dan kekalahan ada sabar sesaat.”

7. Ikhlas

Ikhlas menunjukkan niat semata-mata karena Allah Ta’ala dan membersihkannya dari pandangan makhluk. Ikhlas berarti sikap melupakan pandangan manusia dengan cara hanya memandang kepada Sang Khaliq. Ia merupakan makna kemerdekaan, ketinggian, dan kebersihan dari nafsu dan ambisi yang mengotori kehidupan.

Karena itu, setiap Prajurit Dakwah harus senantiasa beramal ikhlas karena Allah semata. Pejuang Dakwah ialah prajurit yang tidak ambisius. Cita-citanya hanya satu: ingin mencari ridho Allah semata. Tidak ada keinginan dipuji maupun dihargai secara materi.

8. Tajarrud

Dua mata pedang tidak mungkin berada dalam satu sarung. Demikian pula, dua hati tidak mungkin berada dalam satu jiwa. Seorang Pejuang Dakwah harus memurnikan aqidahnya dari segala macam kesyirikan. Seorang Pejuang Aqidah ini akan menjadikan seluruh hatinya sebagai khazanah dakwahnya. Bersama aqidah ia hidup. Dan seluruh qalbunya akan senantiasa terisi oleh aqidah. Tidak ada yang lain, hanya Allah.

Demikianlah kedelapan karakter Pejuang Dakwah yang didambakan ummat. Semoga kita bisa memiliki karakter itu. Dan semoga kita bisa tetap bertahan dalam keistiqomahan dan azzam dakwah di jalan Allah.

0 komentar:

Posting Komentar

Metal Slug

Obat Hati....dengarkanlah

Buku tamu

<
ShoutMix chat widget
>